Jumat, 12 April 2013

Uji Pendahuluan Alkaloid

wah..ini dia info yang lumayan bagus,,jadi sebelum kita melakukan penelitian...kalau bisa harus kita lakuin ini dulu untuk memastikan apakah dalam sampel kita terdapat senyawa golongan metabolit sekunder tembakan kita......caranya,,,
Sampel diambil kurang lebih 0, 5 gram direndam dalam beberapa macam pelarut dalam tabung reaksi, disusun dari yang non polar sampai polar, kemudian masing-masing tabung reaksi dikocok setelah itu disaring. Filtrat yang diperoleh ditambah.pereaksi pengenal  alkaloid yaitu Meyer, Dragendorf dan Wagner. sebagai pembanding digunakan senyawa brucin yang dibuat 0,01 %, 0,05%, 0,1% dan 0,2% dalam HCl dan di anggap sebagai +, ++, +++ dan ++++.


kalau misalnya mau uji pendahuluan yang lain seperti flavonoid, tanin, saponin dan terpenoid juga bisa,,tinggal aja diganti dengan pereaksi pengenalnya apa dan qita bangingkan dengan senyawa pembanding autentiknya.....ok..

Cara yang dianjurkan Untuk Mengisolasi dan Mengidentifikasi Alkaloid Secara Umum



1.      Deteksi Pendahuluan
Kelarutan alkaloid dan sifat lain alkaloid sangat berbeda-beda. Cara penjaringan umum untuk alkaloid dalam tumbuhan mungkin tidak akan berhasil mendeteksi senyawa yang khas. Sebagai basa, alkaloid biasanya diekstraksi dengan pelarut alcohol yang bersifat asam lemah (HCl 1 M atau asam asetat 10 %)  kemudian diendapkan dengan ammonia pekat.

2.      Langkah Kerja

Jaringan kering diekstraksi dengan asam asetat 10 % dalam etanol p.a sekurang-kurangnya 4 jam. Ekstrak dipekatkan sampai ¼ volume asal dan alkaloid diendapkan dengan meneteskan NH4OH pekat. Endapan dikumpulkan dengan pemusingan dan dicuci dengan NH4OH 1 %.
Pemisahan dapat dilakukan dengan kromatografi kertas dalam n-butanol : asam sitrat : air dan kromatografi lapis tipis pada silika gel G dalam methanol : NH4OH pekat (200 : 3). Alkaloid dideteksi pada ketas dan pelat, mula-mula dengan fluoresensi di bawah sinar UV, kemudian menggunakan 3 penyemprot antara lain: pereaksi Dragendorff, iodoplatinat, dan Marquis. Harga Rf dan warna dari 12 alkaloid yang paling umum ditunjukan pada tabel sebagai berikut.
 Adanya alkaloid khas (tertentu) dipastikan dengan mengukur spectrum UV suatu cuplikan yang dilarutkan dalam H2SO4 0,1 M. Harga maksimum khas alkaloid berkisar dari 250 sampai 303 nm. Uji ini tidak dapat diterapkan jika dalam ekstrak yang diuji masih terdapat lebih dari satu alkaloid utama.

3.      Pereaksi Alkaloid
a.       Pereaksi Dragendorff dibuat dengan cara mencampurkan (1) 0,6 g bismutsubnitrat dalam 2 mL HCl pekat dan 10 mL air (2) 6 g kalium iodida dalam 10 mL air. Kedua larutan ini dicampur dengan 7 mL HCl pekat dan 15 mL air.
b.      Pereaksi iodoplatinat : (1) untuk menyemprot kertas : 10 mL larutan platina klorida 5 % dicampur dengan 240 mL kalium iodida 2 % dan diencerkan dengan air sampai 500 mL. (2) untuk menyemprot plat : 10 ml larutan platina klorida 5 % dicampur dengan 240 mL kalium iodida 2 % dan 5 mL HCl pekat.
c.       Pereaksi Marquis hanya digunakan untuk plat KLT yang terdiri atas 1 mL formaldehida dalam 10 mL H2SO4 pekat.

4.      Identifikasi Selanjutnya
Dalam laboratorium mutakhir, alkaloid dipisahkan dan diisolasi dengan beberapa gabungan cara: KKt, KLT, kolom, atau KGC. Alkaloid yang lebih atsiri mungkin paling baik dipisahkan dengan secara KGC sedangkan alkaloid berbobot molekul tinggi paling baik diperiksa secara KLT.

5.      Penjaringan Tumbuhan untuk Mendapatkan Alkaloid
Cara khas yang digunakan Hultin dan Torsell (1965) untuk menjaring 200 suku tumbuhan Swedia. Mereka melakukan ekstraksi pendahuluan 4 g jaringan kering setiap cuplikan dengan metanol p.a. Larutan air dari bagian yang larut asam dari fraksi metanol ini dibasakan dengan NH4OH pekat, kemudian diekstraksi dengan kloroform-etanol. Ekstrak kemudian diuji dengan adanya alkaloid dengan memakai 6 pereaksi dan adanya alkaloid hanya dicatat bila keenam pereaksi itu semuanya memberikan reaksi positif.

 SUMBER: HARBONE

Cara yang dianjurkan Untuk Mengisolasi dan Mengidentifikasi Alkaloid Secara Umum



1.      Deteksi Pendahuluan
Kelarutan alkaloid dan sifat lain alkaloid sangat berbeda-beda. Cara penjaringan umum untuk alkaloid dalam tumbuhan mungkin tidak akan berhasil mendeteksi senyawa yang khas. Sebagai basa, alkaloid biasanya diekstraksi dengan pelarut alcohol yang bersifat asam lemah (HCl 1 M atau asam asetat 10 %)  kemudian diendapkan dengan ammonia pekat.

2.      Langkah Kerja

Jaringan kering diekstraksi dengan asam asetat 10 % dalam etanol p.a sekurang-kurangnya 4 jam. Ekstrak dipekatkan sampai ¼ volume asal dan alkaloid diendapkan dengan meneteskan NH4OH pekat. Endapan dikumpulkan dengan pemusingan dan dicuci dengan NH4OH 1 %.
Pemisahan dapat dilakukan dengan kromatografi kertas dalam n-butanol : asam sitrat : air dan kromatografi lapis tipis pada silika gel G dalam methanol : NH4OH pekat (200 : 3). Alkaloid dideteksi pada ketas dan pelat, mula-mula dengan fluoresensi di bawah sinar UV, kemudian menggunakan 3 penyemprot antara lain: pereaksi Dragendorff, iodoplatinat, dan Marquis. Harga Rf dan warna dari 12 alkaloid yang paling umum ditunjukan pada tabel sebagai berikut.
 Adanya alkaloid khas (tertentu) dipastikan dengan mengukur spectrum UV suatu cuplikan yang dilarutkan dalam H2SO4 0,1 M. Harga maksimum khas alkaloid berkisar dari 250 sampai 303 nm. Uji ini tidak dapat diterapkan jika dalam ekstrak yang diuji masih terdapat lebih dari satu alkaloid utama.

3.      Pereaksi Alkaloid
a.       Pereaksi Dragendorff dibuat dengan cara mencampurkan (1) 0,6 g bismutsubnitrat dalam 2 mL HCl pekat dan 10 mL air (2) 6 g kalium iodida dalam 10 mL air. Kedua larutan ini dicampur dengan 7 mL HCl pekat dan 15 mL air.
b.      Pereaksi iodoplatinat : (1) untuk menyemprot kertas : 10 mL larutan platina klorida 5 % dicampur dengan 240 mL kalium iodida 2 % dan diencerkan dengan air sampai 500 mL. (2) untuk menyemprot plat : 10 ml larutan platina klorida 5 % dicampur dengan 240 mL kalium iodida 2 % dan 5 mL HCl pekat.
c.       Pereaksi Marquis hanya digunakan untuk plat KLT yang terdiri atas 1 mL formaldehida dalam 10 mL H2SO4 pekat.

4.      Identifikasi Selanjutnya
Dalam laboratorium mutakhir, alkaloid dipisahkan dan diisolasi dengan beberapa gabungan cara: KKt, KLT, kolom, atau KGC. Alkaloid yang lebih atsiri mungkin paling baik dipisahkan dengan secara KGC sedangkan alkaloid berbobot molekul tinggi paling baik diperiksa secara KLT.

5.      Penjaringan Tumbuhan untuk Mendapatkan Alkaloid
Cara khas yang digunakan Hultin dan Torsell (1965) untuk menjaring 200 suku tumbuhan Swedia. Mereka melakukan ekstraksi pendahuluan 4 g jaringan kering setiap cuplikan dengan metanol p.a. Larutan air dari bagian yang larut asam dari fraksi metanol ini dibasakan dengan NH4OH pekat, kemudian diekstraksi dengan kloroform-etanol. Ekstrak kemudian diuji dengan adanya alkaloid dengan memakai 6 pereaksi dan adanya alkaloid hanya dicatat bila keenam pereaksi itu semuanya memberikan reaksi positif.

 SUMBER: HARBONE

Jumat, 15 Maret 2013

Penjarigan Tumbuhan untuk Mendapatkan Alkaloid



Cara khas yang digunakan oleh Hultin dan Torsell (1965) untuk menjaring 200 suku tumbuhan Swedia. Keduanya melakukan ekstraksi pendahuluan terhadap 4 g jaringan kering setiap cuplikan dengan metanol. Larutan air dari bagian yang larut asam dari fraksi metanol ini  dibasakan dengan NH4OH pekat, kemudian diekstraksi dengan kloroform-etanol. Ekstrak diuji dengan memakai enam pereaksi. Adanya alkaloid hanya dicatat bila keenam pereaksi itu semuanya memberikan reaksi positif. Cara lain adalah dengan memeriksa jaringan segar. Hal ini dikhususkan untuk tumbuhan yang sukar mongering dan selama pengeringan dikhawatirkan alkaloid rusak dan mendamar. 


sumber: harbone, 1987